Saturday, November 28, 2009

Kecamatan Depok

Depok adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Kantor Kecamatan Depok di Komplek Kolombo No.50 A, Desa Catur Tunggal. Lokasi ibu kota kecamatan Depok berada di 7.75715‘ LS dan 110.39625‘ BT. Kecamatan Depok merupakan wilayah dengan pertumbuhan paling pesat di provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Berada di Kawasan Utara Aglomerasi Kota Yogyakarta, Depok terasa istimewa dengan keberadaan berbagai perguruan tinggi, obyek vital, dan kawasan pemukiman baru. Kawasan yang terdiri dari 3 Desa dan 58 Dusun ini sudah sedemikian menyatu dengan kota Yogyakarta, sehingga batasnya tak kelihatan lagi. Kecamatan Depok dihuni oleh 119.063 jiwa (Data Kantor Kependudukan & Catatan Sipil, Kab. Sleman 2006) yang terdiri dari 61.614 laki-laki, dan 57.449 perempuan, mereka terbagi dalam 33.113 Kepala Keluarga.

Di Kecamatan ini terdapat berbagai tak kurang 23 perguruan tinggi diantara yang terkenal adalah Universitas Gadjah Mada, Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Islam Negeri (IAIN Sunan Kalijaga) Yogyakarta, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta, Universitas Atmajaya Yogyakarta, dan STIE YKPN Yogyakarta. Keberadaan berbagai perguruan tinggi tersebut menghadirkan ribuan pelajar, mahasiswa dan pendatang yang berdomisili di daerah ini.

Selain pertumbuhan ekonomi yang tinggi, angka kriminalitas di Kecamatan Depok juga tertinggi di Kabupaten Sleman, bahkan menurut hampir 3/4 kasus kriminalitas di Kabupaten Sleman terjadi di wilayah ini. Kebanyakan kasus kriminal yang terjadi adalah Curanmor dan Narkoba. Untuk mengantisipasinya, terdapat tiga Polsek di Kecamatan ini yakni Polsek Depok Barat, Depok Timur, dan Bulaksumur.

Keistimewaan Kecamatan Depok semakin bertambah dengan keberadaan beberapa obyek vital seperti Bandar Udara Adisucipto Yogyakarta, Stadion Sleman dan Markas Polda DIY. Berbagai Pusat Perbelanjaan dan Hotel juga berlokasi di wilayah ini. Bagi yang tidak tahu, mungkin akan menganggap wilayah kecamatan Depok masih menjadi bagian kota Yogyakarta.Depok dibagi menjadi tiga wilayah administratif, yaitu :

Selengkapnya...

Kalurahan Maguwoharjo

Maguwoharjo adalah sebuah desa yang terletak di kecamatan Depok, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Lurah desa ini adalah H. Imindi Kasmiyanto. Maguwoharjo mempunyai kode pos 55282. Desa Maguwoharjo terletak pada 7º46’21” LS dan 110º25’30” BT, dengan luas wilayah 15.010.800 M2, dan jumlah penduduk 25.125 jiwa. Nama Maguwoharjo diambil dari nama lapangan terbang yang ada di wilayah ini yakni lapangan terbang Meguwo, yang sekarang lebih dikenal dengan Bandar Udara Adisucipto. Selain Bandar Udara Adisucipto, beberapa obyek vital yang terdapat di wilayah ini diantaranya adalah: Kampus Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, dan Stadion Internasional Sleman.

Pada mulanya Desa Maguwoharjo merupakan wilayah yang terdiri dari 5 (lima) Kelurahan dan 2 (dua) kampung, masing-masing adalah: Kelurahan Kembang, Kelurahan Nayan, Kelurahan Tajem, Kelurahan Paingan, Kelurahan Padasan, Kampung Pengawatrejo, Kampung Blimbingsari. Berdasarkan maklumat Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta yang diterbitkan tahun 1946 mengenai Pemerintahan Kelurahan, maka 5 (lima) Kelurahan dan 2 (dua) kampung tersebut kemudian digabung menjadi 1 Desa yang otonom dengan nama Desa Maguwoharjo. Secara resmi Desa Maguwoharjo ditetapkan berdasarkan Maklumat Nomor 5 Tahun 1948 tentang Perubahan Daerah-Daerah Kelurahan.


Adapun padukuhan yang berada di wilayah ini adalah :
1.Banjeng
2.Corongan
3.Demangan
4. Denokan
5. Jenengan
6. Kalongan
7. Karangploso
8. Kembang
9. Krodan
10. Meguwo
11. Nanggulan
12. Nayan
13. Pugeran
14. Ringinsari
15. Sambilegi Kidul
16. Sambilegi Lor
17. Sanggrahan
18. Sembego
19. Setan
20. Tajem


Selengkapnya...

Kalurahan Condongcatur

Condongcatur adalah sebuah desa yang terletak di kecamatan Depok, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Kode Pos 55283. Sebelum tahun 1946, wilayah Desa Condongcatur yang sekarang ini ada, pada mulanya merupakan wilayah dari 4 (empat) kelurahan, masing-masing adalah: Kelurahan Manukan, Kelurahan Gejayan, Kelurahan Gorongan, Kelurahan Kentungan

Berdasarkan maklumat Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta yang diterbitkan tahun 1946 mengenai Pemerintah Kelurahan, maka 4 (empat) kelurahan tersebut kemudian digabung menjadi 1 (satu) “ Kelurahan yang otonom” dengan nama Condongcatur yang secara resmi ditetapkan berdasarkan maklumat Nomor : 5 Tahun 1948 tentang Perubahan Daerah-Daerah Kelurahan, Desa Condongcatur berdiri atau diresmikan pada tanggal 26 Desember 1946.



Adapun padusunan dalam wilayahnya adalah sebagai berikut

1. Dabag
2. Dero
3. Gandok
4. Gejayan
5. Gempol
6. Joho
7. Kaliwaru
8. Kayen
9. Kentungan
10. Manukan
11. Ngringin
12. Ngropoh
13. Pikgondang
14. Pondok
15. Pring Wulung
16. Sanggahan
17. Soropadan
18. Tiyasan




Selengkapnya...

Kalurahan Caturtunggal

Caturtunggal adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Depok, kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Desa Caturtunggal terletak pada posisi 7º46’48” LS, dan 110º23’45” BT, dengan luas wilayah 11.070.000 M² dan didiami oleh 57.228 jiwa.

Pada mulanya Desa Caturtunggal merupakan wilayah yang terdiri dari 5 (lima) kelurahan, yaitu Kelurahan Karangwuni, Kelurahan Mrican, Kelurahan Demangan, Kelurahan Ambarukmo, dan Kelurahan Kledokan. Berdasarkan Maklumat Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta yang diterbitkan tahun 1946 mengenai Pemerintahan Kelurahan, maka lima kelurahan tersebut kemudian digabung menjadi satu desa yang otonom dengan nama Desa Caturtunggal yang secara resmi ditetapkan berdasarkan Maklumat Nomor 5 Tahun 1948 tentang Perubahan Daerah-daerah Kelurahan.

Sebagai daerah dengan PTN terbanyak, maka daerah ini hampir seperempatnya dihuni oleh mahasiswa. Banyak terdapat lokasi indekos dan penginapan. Secara administratif, wilayah Caturtunggal dibagi menjadi 20 dusun. Adapun pembagian dusun Caturtunggal adalah sebagai berikut



1. Ambarukmo
2. Blimbingsari
3. Gowok
4. Janti
5. Karang Gayam
6. Karang Malang
7. Karangwuni
8. Kledokan
9. Kocoran
10. Manggung
11. Mrican
12. Ngentak
13. Nologaten
14. Papringan
15. Sagan
16. Samirono
17. Santren
18. Seturan
19. Tambakbayan
20. Tempel


Selengkapnya...

Sleman secara administratif

Kabupaten Sleman terdiri dari tujuh belas kecamatan :

  • Prambanan
  • Berbah
  • Cangkringan
  • Depok
  • Ngemplak
  • Mlati
  • Ngaglik
  • Pakem
  • Turi
  • Tempel
  • Sleman
  • Minggir
  • Moyudan
  • Gamping
  • Godean
  • Seyegan
  • Kalasan
Selengkapnya...

Friday, November 27, 2009

Keunikan Sleman Timur

Sleman timur boleh dikatakan sebagai "kawasan international". Bagaimana tidak ? Pasalnya, Candi Prambanan yang kesohor sampai mancanegara, separuh wilayahnya berada di wilayah Sleman. Selain daripada itu, Sleman Timur ini merupakan gerbang timur Daerah Istimewa Yogyakarta dimana di sebelah timur langsung berbatasan dengan wilayah Jawa Tengah.




Wilayah ini berkembang berkat lalu lintas antar propinsi yang melewati Jalan Solo. Situasi sebagai wilayah transit sudah terasa mulai dari Janti, apabila memakai jalur darat jalan raya sampai dengan perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah di wilayah pasar Prambanan. Candi Prambanan yang nampak disamping ini berada di sisi Kabupaten Sleman, tepatnya Kecamatan Prambanan.

Beberapa kilometer ke arah Yogyakarta (ke arah Barat, red), terdapat beberapa tempat-tempat yang penting, salah satunya adalah Bandar Udara Internasional Adisutjipto yang berdampingan dengan Akademi Angkatan Udara.

Meski AAU dan Adisutjipto secara administratif masuk wilayah Bantul, namun arus lalu lintas keluar-masuk kompleks melalui jalur Jalan Solo, sehingga arus traffic inilah yang menyebabkan wilayah ini memiliki dinamika tersendiri. MAD
Selengkapnya...

Tuesday, November 24, 2009

Dinamika Sleman Selatan

Sleman boleh dikatakan sebagai sebuah kabupaten yang beruntung. Betapa tidak,selain tanahnya yang subur di sebelah utara dan terdapatnya situs bersejarah Prambanan dan Kraton Boko, juga memiliki "cluster" pendidikan tinggi. Apabila diperhatikan, Universitas Gadjah Mada, Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Islam Indonesia, Universitas Sanata Dharma, Universitas Atmajaya serta Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga terletak di Kabupaten Sleman. Hal ini menjadikan beberapa wilayah di Sleman sebagai pusat intelektualitas Daerah Istimewa Yogyakarta. Hal ini menjadikan Kecamatan Depok memiliki dinamika akademis dan intelektualitas yang senantiasa bergulir dengan cepatnya.

Banyak sekali terdapat kos-kosan dan kontrakan, usaha penyedia kebutuhan hidup, warung makan, warnet, bahkan dewasa ini terdapat warung hotspot dan cafe yang selalu ramai pengunjung. Hal ini menjadikan "seakan-akan" wilayah kecamatan Depok menjadi sebuah kota administratif.

Di bawah ini kami tunjukkan beberapa pojok Sleman Selatan yang penuh dengan dinamika.

1. Wilayah Jalan Gejayan dekat Selokan Mataram sebagai sebuah bukti akan dinamika itu. Berbeda dengan wilayah Sleman Utara yang penuh dengan nuansa pedesaan, maka wilayah Gejayan ini memiliki nuansa dinamis. Terlihat dari berbagai baliho yang memenuhi wilayah ini.




2. Semakin maraknya ekonomi kreatif



3. Pelayanan-pelayanan umum di wilayah ini menggunakan sistem manajemen modern. Di bawah ini mengilustrasikan sebuah Puskesmas di wilayah Depok yang telah mendapatkan sertifikasi ISO 9000.



4. Pertumbuhan yang pesat beserta permasalahannya


Selengkapnya...

Wisata Sleman Utara


Letak Sleman yang berada pada lereng Merapi sebelah selatan menjadikan Sleman memiliki potensi wisata alam yang bagus. Kondisi tanahnya yang subur menjadikan Sleman dapat dijadikan sentra wisata Agro. Boleh dikata, masyarakat Sleman Utara dimanjakan oleh kondisi alam yang sangat indah dan subur. Teringat saat kecil dahulu almarhumah nenekku sering mengajakku ke pasar Turi untuk menjajakan salak pondoh setenggok besar hasil dari kebun. Sleman Utara juga dimanjakan oleh pengairan yang lancar sehingga sangatlah mudah untuk membangun kolam ikan.

Berikut ini gambaran agrowisata di beberapa wilayah Sleman Utara, mulai dari pembibitan salak pondoh, trecking, perikanan dan lain sebagainya.
Nature tourism merupakan sebuah potensi yang dapat dikembangkan. Foto dibawah ini menunjukkan sebuah spanduk rentang jalan acara Jelajah Bukit Turgi pada bulan Agustus 2008.

Sebuah cottage di pinggir sungai Boyong yang disewakan untuk umum. Cottage ini disewakan seharga 250 ribu rupiah per 24 jam. Dari cottage ini bisa dilihat pemandangan sungai boyong dan kehidupan alamiah di bawahnya.



Sebuah delman yang melayani "trayek" Turi-Tempel. Meski bagi orang desa, sebuah delman dianggap sebagai sesuatu yang kuno, namun bagi wisatawan metropolitan, menaiki delman sembari melihat indahnya perkebunan salak dan persawahan di kanan kiri jalan merupakan sesuatu yang mengasyikkah.


Sebuah papan pengumuman yang menerangkan beberapa obyek menarik dapat dilihat di dusun Kelor. Alangkah asyiknya apabila obyek-obyek wisata demikian dikelola sedemikian rupa sehingga laku, dengan melibatkan pihak-pihak dalam value-add tourism.

Namun, ada pula yang mengecewakan, yaitu Pasar Agropolitan yang didiamkan saja. Sangat mubadzir apabila kita melihat hal seperti ini. Nampak bahwa pembangunan pasar tersebut tidak direncanakan dengan matang atau dalam pengelolaannya kurang diperhatikan atau terjadi CONFLICT of INTEREST ....Sungguh sayang dan menyayangkan.



Selengkapnya...