Thursday, May 5, 2011

Kuliner Sleman : Brongkos Warung Ijo Bu Padmo

Brongkos Warung Ijo Bu Padmo, demikian bunyi tulisan di sebuah warung sederhana bercat hijau di bawah jembatan Krasak, Tempel, Sleman, DIY. Orang tidak akan percaya bahwa warung ini termasuk salah satu dari sekian banyak kuliner Nusantara yang pernah disambangi Pak Bondan "mak nyuus". Sepintas warung ini tidak ada bedanya dengan warung makan di sebuah pasar yang terletak diantara dua kota. Namun apabila telah memesan dan menikmatinya, hmmmmmmm, mak nyuuuuus. Saya menyempatkan mampir ke warung tersebut dengan istri saya dan menikmati dua porsi nasi dengan brongkos yang terkenal itu, dua gelas teh manis, dan sebuah pergedel kenthang semuanya seharga Rp. 34.000,-. Lumayan mahal untuk masyarakat sekitar warung tersebut, namun bagi anda pecinta kuliner pasti akan mengatakan, "mak nyuuuuuus, worth it Jek till the last spoon". 
Selengkapnya...

Obyek Wisata Baru Sleman : kampoeng Maridjan

Paska letusan dahsyat Merapi yang merenggut nyawa Mbah Maridjan, sang "pawang" Merapi, terbentuklah obyek wisata baru di Kinahrejo, Umbulharjo, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta. Wilayah ini merupakan salah satu wilayah di lereng Merapi yang paling parah terkena dampak letusan dan erupsi Merapi. Namun, beberapa bulan terakhir, muncullah secercah harapan wisata dibalik kesedihan.
Selengkapnya...

Museum Gunung Merapi Sleman : Mampukah bersaing ?

Sebuah museum baru di Sleman telah dibuka. Sebuah alternatif baru untuk menelaah kembali kegunung-apian, terutama Gunung Merapi. Mampukah ia bersaing dengan Volcanic Centre di Ketep Pass ? Sebelum terjadinya letusan Merapi, barangkali museum gunung Merapi di wilayah Kaliurang, Sleman tersebut barangkali tidak lebih menarik dibandingkan dengan "rekan seprofesinya" di Ketep Pass. 
Selengkapnya...

Monday, May 2, 2011

Mengembangkan eko-wisata Sleman

Masyarakat Sleman sudah selayaknya bersyukur atas karunia limpahan keindahan alam-nya. Bukan hanya tanahnya yang subur saja yang mendatangkan manfaat, namun pemandangannya yang indah turut serta memberikan sumbangsih terhadap manfaat tersebut. Mulai dari pojokan timur sampai dengan tapal batas barat, mulai dari lereng merapi sampai perbatasan dengan kota Yogyakarta, Sleman memang memiliki kelengkapan mulai dari infrastruktur sampai dengan keindahan alam. 


Selama ini, wisata Sleman berada sebagai pelengkap wisata budaya Yogyakarta, namun sebenarnya tidak. Banyak sekali obyek wisata apabila dikemas sebagai satu paket maka akan menjadi sebuah sistem eko-wisata yang saling mendukung. 




 Dari sisi keuangan, wilayah Sleman terjangkau oleh layanan dari bank-bank BUMN maupun BUMD lengkap dengan ATM-nya. 


Transportasi-pun ada jalan utama wisata yang menghubungkan Tempel di perbatasan DIY-Jateng bagian utara dengan perbatasan DIY-Jateng bagian timur. Gambar di bawah ini merupakan gambar dari jalan wisata Tempel-Prambanan yang menghubungkan Tempel dan Prambanan. Jalan di bawah ini lebar dan dapat dilalui bis wisata.


 Di wilayah Pakem terdapat banyak sekali warung makan dan restoran yang menyuguhkan menu ikan kolam, seperti gurame, bawal, dsb. Dengan nuansa desa, pengunjung juga disuguhi oleh penyanyi yang biasanya manggung pada saat peak season. Salah satu pojok dari sebuah restoran alam dapat dilihat sebagai berikut :





Di wilayah daerah antara Tempel dan Turi terdapat berbagai wisata alam yang memberikan layanan outbound, trekking, jelajah desa, jelajah sungai dan kebun salak petik-sendiri. 




Apabila anda ingin mengadakan tour secara berkelompok, dapat menghubungi Sdr Syits Romi dengan nomer HP : 087838148877. Menyediakan jasa tour, travel dan guide.









Selengkapnya...

Sepinya Kaliurang, Ramainya Cangkringan

Letusan Merapi tahun lalu ternyata tidak hanya meninggalkan duka bagi warga Cangkringan, namun meninggalkan jejak wisata bagi wilayah ini. 

Kaliurang yang sejak dahulu kala terkenal sebagai tempat wisata lengkap dengan penginapan-penginapannya, saat ini kalah saing dengan wilayah Cangkringan paska letusan dan erupsi Merapi. Wilayah Kaliurang dan Cangkringan sama-sama berada di kaki gunung Merapi, perbedaannya adalah Kaliurang berada dibalik bukit Plawangan sehingga relatif aman dari erupsi Merapi. Berbeda dengan Cangkringan yang terletak di sebelah timur bukit Plawangan sehingga relatif terbuka terhadap lelehan lahar. 


Apabila melewati wilayah Kaliurang, dapat dilihat berbagai penginapan milik pribadi maupun milik instansi yang disewakan. Banyak pula warung makanan yang menjajakan dagangannya kepada para pengunjung yang rata-rata berasal dari wilayah lain dari propinsi DIY. Pengembangan wisata pegunungan oleh pemkab barangkali sebelumnya lebih mengarah ke Kaliurang dibandingkan ke Cangkringan, namun setelah Merapi erupsi, Cangkringan jadi wilayah wisata jelajah alam yang sepktakuler.

Wilayah kali Gendhol yang dilalui awan panas, sekarang mengalami perubahan bentuk DAS, menjadikannya seperti kondisi yang jauh berbeda dari sebelumnya.






Nampak beberapa pedagang asongan menjajakan dagangannya di wilayah ini. Tidak ada informasi yang dapat dijadikan acuan akan asal dari para pengasong tersebut, apakah asli daerah itu apakah bukan.




Di pojok desa dapat dilihat para pemuda yang melakukan ronda secara bergiliran selama 24 jam untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.


Selengkapnya...