Wednesday, July 29, 2015

Make or Sell : Permasalahan dalam rantai nilai salak


Apakah salak hasil panen dijual sebagai buah segar ataukah diproduksi menjadi keripik salak? Sebuah pertanyaan yang sering dihadapi oleh petani tatkala memanen komoditas hasil pertanian. Tentunya bagi petani jawabannya adalah, “untung mana antara dijual dengan diolah ?”. Pertanyaan yang sederhana, namun akan berdampak pada rantai nilai maupun rantai pasok komoditas pertanian. Produsen keripik salak akan mencari salak yang sesuai dengan kualitas, harga salak serta biaya produksi. Apabila petani salak hanya mempertimbangkan seberapa marjin apabila menjual sebagai buah kepada tengkulak atau produsen keripik, maka produsen harus mempertimbangkan kualitas, harga, biaya produksi dan marjin apabila dijual. Menguntungkan atau tidak bagi produsen jauh lebih kompleks dibandingkan petani salak, mengingat resiko menanam salak lebih kecil dibandingkan menanam tanaman lain di lahan mereka. Penanaman salak mahal pada saat pertama kali menanam atau biaya set-up besar. Perilaku pelaku dalam rantai pasok sangat bergantung pada rantai nilai salak yang tergantung pada ketersediaan salak sepanjang tahun. Masa panen buah salak berkisar antara 2 hingga 3 tahun sejak masa tanam.

Selengkapnya...